View Artikel Ilmiah

Kembali
NIM (Student Number)G1H013033
Nama MahasiswaRR DIAN PUSPARINI MARHAENNIWATI
Judul ArtikelHUBUNGAN ANTARA TINGGI BADAN ORANG TUA, ASUPAN ZINK DAN KALSIUM DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA USIA 2-3 TAHUN (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Krapyak Kidul Kecamatan Pekalongan Utara)
AbstrakLatar Belakang : Anak usia 2-3 tahun merupakan periode yang penting untuk mencapai pertumbuhan. Stunting merupakan keadaan gangguan pertumbuhan didasarkan pada PB/U atau TB/U dengan batas (z-score) kurang dari -2 SD. Potensi genetik dan pemberian zat gizi yang optimal merupakan penentu utama pertumbuhan tulang pada anak. Kekurangan konsumsi makanan yang mengandung zink dan kalsium berdampak pada tubuh pendek (stunting) pada anak-anak. Metodologi Penelitian : Desain penelitian ini adalah menggunakan pendekatan cross sectional. Sampel 72 balita dengan teknik simple random sampling. Pengambilan data meliputi pengukuran tinggi badan dengan menggunakan mikrotoa, dan formulir Semi Quantitative Food Frequency Questionnaire. Data dianalisis menggunakan uji Chi Square. Hasil Penelitian : Sampel rata-rata berusia 31 bulan, 61,1% mengalami penyakit infeksi, asupan zink (81,9%) dan asupan kalsium (56,9%) kurang, dan 50% sampel mengalami stunting. Responden 58,3% mempunyai tingkat pendapatan keluarga diatas UMK (≥ Rp 1.623.750), tinggi badan ayah (88,9%) dan ibu (90,3%) sebagian besar normal. Hasil bivariat menunjukan tidak ada hubungan antara tinggi badan ayah (p=0,260), tinggi badan ibu (p=1,000), dan kalsium (p=0,101) dengan kejadian stunting. Ada hubungan antara asupan zink (p=0,001) dengan kejadian stunting. Kesimpulan : Tidak ada hubungan antara tinggi badan ayah, tinggi badan ibu, dan kalsium dengan kejadian stunting. Ada hubungan antara asupan zink dengan kejadian stunting
Abstrak (Inggris)Background: Infant in 2-3 years old is a very important growth periode. Stunting is a condition of growth disorder based on BL/A (Body Long/Age) or BH/A (Body Height/Age) with z-score value less than -2 SD. Genetics and proper nutrients are the main determiners on infant’s growth of bones. Stunting on infants are caused of zinc and calcium deficiency. Methodology: This study used cross-sectional approach. There were 72 infants on this study that selected through simple random sampling methode. The datas were obtained through body height measuring by using microtoise and Semi Quantitative Food Frequency Questionnaire form, and analysed with Chi Square statistical test. Results : The average age of the respondents of this study were 31 months, 61.1% of the respondents were infected, 81.9% were zinc-deficient infants, 56.9% were calcium-deficient, and 50% were on stunting condition. About 58.3% respondents got family income more than minimum city income (≥ Rp 1.623.750). The body height of parents were mostly normal (Father = 88.9% and Mother = 90.3%). Bivariat test showed no correspond of father’s body height (p = 0.260), mother’s body height (p = 1.000), and calcium intake (p = 0.101) on stunting, while zinc intake (p= 0.001) were corresponded with stunting. Conclusion: There is no correspond of parents body height and calcium intake on stunting, but zinc intake were corresponded.
Kata KunciTinggi badan ayah, tinggi badan ibu, asupan zink, asupan kalsium, stunting.
Nama Pembimbing 1Erna Kusuma Wati, SKM, M.Si
Nama Pembimbing 2Hesti Permata Sari, SGz., M.Gizi.
Tahun2017
Jumlah Halaman10
Page generated in 0.0621 seconds.